FESTIVAL NGEJOT PAER LENEK 2022



____Alhamdulillah setelah dua tahun tersandra oleh covid 19 akhirnya Festival Ngejot Paer Lenek bisa digelar. Tentunya ini adalah berita baik buat kita semua khususnya kami sebagai masyarakat Paer Lenek, karena pemerintah dengan segala daya upanyanya kita bisa keluar dari pandemi covid 19 sehingga kita bisa beraktifitas seperti biasa.
 


Dua tahun kami sebagai masyarakat Paer Lenek menantikan momen Festival Ngejot ini, karenanya banyak masyarakat yang siap ikut berpartisipasi, ditambah lagi dengan keterlibatan kepala wilayah di Desa Lenek Pesiraman dan Desa Lenek. Sampai saat ini yang sudah terkonfirmasi ada 1.130 peserta siap Milu Ngejot (Ikut Ngejot). Akan tetapi lebih dari itu kami berharap nilai tradisi budaya ngejot Paer Lenek bisa tersampaikan dan ditularkan.


Ngejot adalah bentuk silaturrahmi dengan cara berbagi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Ngejot berasal dari kata "jot" yang dalam bahasa sasak Lenek berarti datang, atau dalam bahasa Arab berarti silaturrahmi, "ngejot" sendiri berarti mendatangi atau bersilaturrahmi.

Dalam masyarakat Paer Lenek, Ngejot merupakan salah satu adat tradisi budaya yang biasanya dilakukan setelah selsai soalat Hari Raya Idul Fitri, dengan membawa berbagai macama makanan serta jajanan khas Paer Lenek dalam satu wadah yang disebut "sampak"(dulang), untuk kemudian diberikan kepada orang tua, mertua, tetangga terdekat, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta pemimpin, sekaligus meminta maaf kepada orang tua dan mertua, untuk memperkukuh silaturrahmi serta agar keluarga, kerabat dan tetangga bisa ikut merasakan kebahagiaan dihari lebaran dengan cara berbagi kepada sesama.

Kemudian pada perkembangannya, banyak juga masyarakat yang melakukan ngejot pada H-1 lebaran. Tentunya ini juga dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan kondisi masyarakat yang lebih maju. serta tidak terlalu terikat adat istiadat. Misalnya sekarang sampak (dulang) bisa juga berupa parsel, dengan alasan lebih praktis dan mudah dibawa.

Sehingga pada prakteknya sekarang ngejot dilakukan H-1 lebaran dan setelah selsai solat Hari Raya Idul Fitri. Akan tetapi tidak merubah nilai-nilai atau esensi  yang terkandung dalam tradisi ngejot. 

Festival ngejot sendiri merupakan refleksi kearifan lokal masyarakat Paer Lenek "ngejot", sebagai wadah untuk memperkenalkan adat tradisi budaya pada generasi selanjutnya, serta bentuk tanggung jawab masyarakat Paer Lenek sebagai pemilik dan pewaris adat tradisi budaya tersebut. Dengan harapan kesadaran akan menjaga dan melestarikan tradisi budaya tertanam sejak dini, sehingga generasi Paer Lenek lebih mengenal tradisi budayanya yang sarat akan nilai agama dan kemanusiaan.

Dengan demikian tradisi budaya tidak hanya menjadi kekayaan suatu bangsa, tetapi lebih dari itu, adat tradisi budaya menjadi perekat yang kuat dalam kehidupan bermasyarakat dimana kebudayaan itu tumbuh dan berkembang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FESTIFAL NGEJOT

DESA LENEK DAYA "BEGIBUNG"

GENGGONG DALAM MASA TENGGANG