Postingan

FESTIVAL NGEJOT PAER LENEK 2022

Gambar
____Alhamdulillah setelah dua tahun tersandra oleh covid 19 akhirnya Festival Ngejot Paer Lenek bisa digelar. Tentunya ini adalah berita baik buat kita semua khususnya kami sebagai masyarakat Paer Lenek, karena pemerintah dengan segala daya upanyanya kita bisa keluar dari pandemi covid 19 sehingga kita bisa beraktifitas seperti biasa.   Dua tahun kami sebagai masyarakat Paer Lenek menantikan momen Festival Ngejot ini, karenanya banyak masyarakat yang siap ikut berpartisipasi, ditambah lagi dengan keterlibatan kepala wilayah di Desa Lenek Pesiraman dan Desa Lenek. Sampai saat ini yang sudah terkonfirmasi ada 1.130 peserta siap Milu Ngejot (Ikut Ngejot). Akan tetapi lebih dari itu kami berharap nilai tradisi budaya ngejot Paer Lenek bisa tersampaikan dan ditularkan. Ngejot adalah bentuk silaturrahmi dengan cara berbagi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Ngejot berasal dari kata "jot" yang dalam bahasa sasak Lenek berarti datang, atau dalam bahasa Arab bera

PEDAGANG GULA GENDING ITU "ANEH"

Gambar
PEDAGANG GULA GENDING ITU "ANEH"___Pagi-pagi sekali dari kejauhan terdengar suara musik yang membuat telinga saya terusik, bukan karena berisik, akan tetapi alunan musik yang sangat familyar pada masa kecil dulu. Iya, namanya "gula gending". Diluar Lombok namanya rambut nenek, yang membedakannya dengan di lombok hanya media tempat menaruh gulanya (rambut nenek) yang bisa dimainkan layaknya alat musik, itulah kenapa dikatakan gula gending. Bagi saya, profesi ini cukup unik dan menarik, karena ketika seorang menggelutinya maka ketika itu ia menjadi pedagang sekaligus seniman. Seperti bapak dalam gambar dibawah. Beliau adalah salah satu seniman gula gending dari karang baru. Sayang, saya lupa menayakan nama beliau, kan siapa tau beliau punya anak semanis gula gendingnya dan seceria beliau yang memainkan musiknya, hee..  Saya juga baru tau kalau ternyata ada juga pedagang gula gending dari karang baru, karena biasanya kebanyakan berasal dari Desa Kembang Kerang. Tetapi

SISI LAIN SANG MAESTRO "AMAQ RAYA"

Gambar
SISI LAIN SANG MAESTRO "AMAQ RAYA"___ Banyak orang yang tahu Amaq Raya, tapi tidak mengenalnya. Seorang maestro tari begitu gelarnya, akan tetapi kehidupannya tidak seperti yang teman-teman pikirkan dan bayangkan. Kesederhanaan begitu akrab dengannya, diusianya yang sudah renta, terkadang harus meluangkan waktunya untuk memulung sampah plastik, entah karena ingin mencari inspirasi atau memang untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, yang jelas kehidupannya berbanding terbalik sebagai seorang maestro. Tidak salah memang, dan bukannya mengiba, tapi begitulah sisilain dari kehidupan Amaq Raya sang maestro tari yang mungkin teman-teman tidak ketahui. Meskipun keadaannya seperti itu dan walaupun namanya timbul tenggelam dimedia dan gedung pemerintahan, seperti kebanyakan atlit olah raga di negeri tercinta, namun semangatnya untuk berkarya dan keteguhan hatinya untuk menjaga dan melestarikan seni budaya Sasak khususnya di Desa Lenek Kec. Lenek Kabupaten Lombok Timur NTB patut k

MENIMANG MASA LALU

Gambar
MENIMANG MASA LALU___Tidak selamanya masa lalu itu kelam, karena terkadang masa lalu pantas untuk dikenang, seperti pertualangan para seniman Paer Lenek yang gemilang pada masa cermerlang.  Hidup dan tumbuh dilingkungan seniman membuatnya tertular menjadi pemain musik tradisional "cimol", sampai akhirnya dikenal banyak orang hingga bisa meninggalkan jejak kakinya di Negeri Jepang bersama beberapa rekannya. Dalam beberapa kesempatan ia bersama sanggar tempat ia bermain musik juga sering dilibatkan dalam acara penyambutan pejabat negara yang berkunjung ke Nusa Tenggara Barat, bahkan diluar darah seperti pada poto diatas. Beliau adalah Amaq Sukemi, salah satu seniman yang multi talented, pemain musik tradisional “cimol” pencipta musik dan lagu serta pemain drama tari Tandakgrok yang cukup fenomenal. Beliau tinggal di Desa Lenek Ramban Biak kec. Lenek Kabupaten Lombok Timur NTB. Akan tetapi kini tidak banyak yang bisa ia lakukan karena faktor usia. Selain membuat alat musik "

GENGGONG DALAM MASA TENGGANG

Gambar
GENGGONG DALAM MASA TENGGANG___Genggong merupakan salah satu alat musik tradisional yang berkembang di Lombok, yang terbuat dari pelepah daun aren dengan bentuk yang sangat sederhana namun sulit untuk dimainkan. Belum tahu pasti darimana persebaran musik genggong bermula, karena dibeberapa daerah dan negara lain juga memiliki alat musik tersebut walaupun dengan nama dan bentuk lain. Untuk itu bagi temen-temen yang tahu bisa berbagi informasi dikolom komentar. Di Lombok Nusa Tenggara Barat, ada dua jenis dan bentuk yang bisa kita temukan yakni genggong dan slober. Dua alat musik ini secara karakter suara dan bentuk hampir tidak ada perbedaan. Mau tahu seperti apa musik genggong? kelik link berikut, jangan lupa subscribe ya  https://youtu.be/8fbOt7-AYO8   Di Desa Lenek sendiri yang dikenal adalah musik tradisional genggong. Dimana Puluhan tahun silam genggong dimainkan sebagai musik pelepas penat dan lelah saat istirahat berladang dan menggembala sapi. Puluhan tahun silam musik genggong

DESA LENEK DAYA "BEGIBUNG"

Gambar
DESA LENEK DAYA "BEGIBUNG" __Begibung adalah salah satu adat tradisi masyarakat Desa Lenek dengan cara makan bersama dalam satu wadah yang disebut ancak/kelatkat atau dulang yang dilakukan minimal empat orang atau lebih, dengan tujuan membangun rasa kekeluargaan, memepererat silaturrahmi, memperkuat rasa persaudaraan, melebur starata sosial untuk mencegah terjadinya kesenjangan sosial dalam masyarakat.  Ancak/kelatkat menyimbolkan pemersatu, keterikatan emosional antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain, mengajarkan sopan santun, adab, etika makan yang baik, transparansi, kehati hatian, ketelitian serta bagaimana memanfaatkan sumberdaya alam dengan bijak. Atas dasar itulah kemudian "begibung" ditetapkan menjadi moto Desa Lenek Daya, dimana "begibung" dijabarkan menjadi bersinergi dalam gotong royong, inovatif, berbudaya dan berdayasaing. Dengan harapan nilai dan sepirit yang terkandung dalam tradisi "begibung" bisa diterapkan dala

FESTIFAL NGEJOT

Gambar
 MENAPAKI JEJAK LELUHUR MELALUI NGEJOT____Ngejot adalah bentuk silaturrahmi dengan cara berbagi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Ngejot berasal dari kata "jot" yang dalam bahasa sasak Lenek berarti datang, atau dalam bahasa Arab berarti silaturrahmi, "ngejot" sendiri berarti mendatangi atau bersilaturrahmi. Dalam masyarakat Paer Lenek, Ngejot merupakan salah satu adat tradisi budaya yang biasanya dilakukan setelah selsai soalat Hari Raya Idul Fitri, dengan membawa berbagai macama makanan serta jajanan khas Paer Lenek dalam satu wadah yang disebut "sampak"(dulang), untuk kemudian diberikan kepada orang tua, mertua, tetangga terdekat, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta pemimpin, sekaligus meminta maaf kepada orang tua dan mertua, untuk memperkukuh silaturrahmi serta agar keluarga, kerabat dan tetangga bisa ikut merasakan kebahagiaan dihari lebaran dengan cara berbagi kepada sesama. Kemudian pada perkembangannya, banyak juga masyar